Jumat, 11 September 2009

Mandikan aku Bunda..........

Cerita ini sangat cocok sebagai bahan renungan bagi kita semua, terutama yang sehari-hari sangat disibukkan dengan aktivitas kerja dan profesi lainnya. Semoga bermanfaat

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ”Why not the best,” katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.



Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ‘’selevel”; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ”alif” dan huruf terakhir ”ya”, jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ”Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? ” Dengan sigap Rani menjawab, ”Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!” Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter
mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak. ”Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.”

Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ”memahami” orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.

Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ”malaikat kecilku”. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ”Alif ingin Bunda mandikan,” ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ”Bunda, mandikan aku!” kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ”Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.” Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.

Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.

Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ”Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,” ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kamimasih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ”Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?” Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ”Ini konsekuensi sebuah pilihan,” lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.

Tiba-tiba Rani berlutut. ”Aku ibunyaaa!” serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ”Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..” Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.

Sering kali orang sibuk ‘di luaran’, asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu ‘nanti’ buat mereka jadi abaikan saja dulu.

Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.

Kamis, 03 September 2009

PASAR TENAGA KERJA

1. Pengertian Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja didalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.


2. Penyelenggaraan Pasar Tenaga Kerja
Di Indonesia, penyelenggaraan bursa tenaga kerja ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja dapat melapor ke Depnaker dengan menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan beserta persyaratannya. Kemudian Depnaker akan mengumumkan kepada masyarakat umumnya tentang adanya permintaan tenaga kerja tersebut.
Sementara itu, para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja) dapat mendaftarkan dirinya kepada Depnaker dengan menyampaikan keterangan-keterangan tentang dirinya. Keterangan tentang diri pribadi si pencari kerja ini sangat penting untuk dasar penyesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja dari orang-orang atau lembaga-lembaga yang bersangkutan. Apabila ada kesesuaian, Depnaker akan mempertemukan si pencari kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja tersebut untuk transaksi lebih lanjut.
Selain Depnaker, di Indonesia juga berkembang penyelenggaraan bursa tenaga kerja swasta yang biasa disebut Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja. Perusahaan swasta yang berusaha mengumpulkan dan menampung pencari kerja, kemudian menyalurkan kepada orang-orang atau lembaga - lembaga yang membutuhkan tenaga kerja, baik didalam maupun diluar negeri seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Arab Saudi. Sebelum diadakan penyaluran, perusahaan ini juga sering menyelenggarakan pelatihan kepada para pencari kerja yang ditampungya. Apabila ada kesesuaian antara pencari kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan, dapat dilakukan transaksi. Atas jasanya menyalurkan tenaga kerja ini, perusahaan tersebut akan mendapatkan komisi.
3. Fungsi dan Manfaat Pasar Tenaga Kerja
Bursa tenaga kerja mempunyai fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yaitu : a. Sebagai Sarana Penyaluran Tenaga Kerja, b. Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan, c. Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja,
Manfaat adanya bursa tenaga kerja yaitu : a. Dapat membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga dapat mengurangi penggangguran, b. Dapat membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja, c. Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ketenagakerja

PASAR MODAL

Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.


Pasar Modal di Indonesia
Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:
Badan Pengawas Pasar Modal
Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek Indonesia
Perusahaan efek
Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI)
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)


Jumat, 28 Agustus 2009

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.



Teori Perdagangan Internasional

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.

Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

Model Ricardian

Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.

Model Heckscher-Ohlin

Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.

Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.

Faktor Spesifik

Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.

Model Gravitasi

Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.

Manfaat perdagangan internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.

  • Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
    Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
  • Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
    Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
  • Memperluas pasar dan menambah keuntungan
    Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
  • Transfer teknologi modern
    Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Faktor pendorong

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut terkadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka terkadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.

Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan arif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.




Kamis, 27 Agustus 2009

Thomas Robert Malthus, 1766-1834.

Portrait of Malthus

Robert Malthus (ia pergi dengan nama tengahnya) lahir di "yang heboh", sebuah negara estat di Dorking, Surrey (selatan London). Ia adalah putra kedua Daniel Malthus, sebuah negara avid murid pria dan Jean-Jacques Rousseau dan David Hume (yang sama-sama ia tahu secara pribadi). Oleh karena itu, Malthus dididik menurut ajaran Rousseauvian oleh ayahnya dan serangkaian pembimbing. Malthus masuk Yesus College, Cambridge, pada tahun 1784 dan ditahbiskan sebagai pendeta Gereja Inggris tahun 1788. Ia memperoleh gelar MA di tahun 1791.


Sekitar 1796, Malthus menjadi pendeta pembantu di kota mengantuk Albury, beberapa kilometer dari rumah ayahnya. Setelah terpilih sebagai Fellow dari Yesus College di tahun 1793, dia membagi waktunya antara Cambridge dan Albury. Saat itu dalam perjalanan dari intelektual berkesudahan perdebatan dengan ayahnya atas "kesempurnaan masyarakat" maka tesis yang dikemukakan oleh William Godwin dan Marquis de Condorcet, bahwa Malthus memutuskan untuk mengatur ide-idenya di atas kertas. Hal ini akhirnya diterbitkan sebagai sebuah pamflet known as the Essay on Population (1798). dikenal sebagai Essay on Population (1798).

Dalam karya terkenal ini, Malthus mengemukakan hipotesis nya bahwa (dicentang) pertumbuhan penduduk selalu melebihi pertumbuhan sarana subsistensi. Aktual (dicentang) pertumbuhan penduduk terus sejalan dengan pertumbuhan pasokan makanan dengan "cek positif" (kelaparan, penyakit dan sejenisnya , meninggikan tingkat kematian) dan "pencegahan cek" (yaitu penundaan pernikahan, dll yang terus menuruni natalitas), keduanya ditandai dengan "kesengsaraan dan wakil". Malthus's hipotesis menunjukkan bahwa populasi yang sebenarnya selalu memiliki kecenderungan untuk mendorong di atas makanan. Karena kecenderungan ini, setiap upaya untuk memperbaiki kondisi kelas bawah dengan meningkatkan pendapatan atau meningkatkan produktivitas pertanian akan sia-sia, sebagai sarana tambahan subsistensi akan sepenuhnya diserap oleh sebuah diinduksi meningkatkan jumlah penduduk. Sebagai Selama kecenderungan ini tetap, Malthus berargumen, "kesempurnaan" masyarakat akan selalu berada di luar jangkauan.

Malthus berkonsentrasi pada membawa bukti-bukti empiris untuk menanggung (banyak yang ekstensif diperoleh di perjalanan ke Jerman, Rusia dan Skandinavia). Dia juga memperkenalkan kemungkinan "pengekangan moral" (sukarela pantang yang tidak mengarah pada penderitaan atau wakil) membawa laju pertumbuhan penduduk tak terkendali sampai ke titik di mana kecenderungan itu hilang. Dalam kebijakan praktis, ini berarti menanamkan kelas bawah dengan kelas menengah kebajikan. Dia percaya ini dapat dilakukan dengan pengenalan hak pilih universal, pendidikan yang dikelola pemerintah bagi masyarakat miskin dan, lebih kontroversial, penghapusan Miskin Hukum dan pembentukan sebuah bangsa tanpa batas-luas pasar tenaga kerja. Dia juga berpendapat bahwa sekali orang miskin memiliki cita rasa kemewahan, kemudian mereka akan menuntut standar hidup yang lebih tinggi bagi mereka sendiri sebelum memulai sebuah keluarga. Jadi, walaupun tampaknya bertentangan, Malthus mengisyaratkan kemungkinan "transisi demografi", yaitu pendapatan yang cukup tinggi mungkin cukup dengan sendirinya untuk mengurangi kesuburan.

Namun jumlah memadai orang mengenali Essay untuk apa itu: yang pertama studi ekonomi serius kesejahteraan kelas bawah. Bahkan Karl Marx, yang menyesalkan kebijakan konservatif nya kesimpulan, enggan diberikan kepadanya ini.

Pada tahun 1804, Malthus menikah dan dengan demikian kehilangan persekutuannya di Cambridge. Pada 1805, Malthus diangkat menjadi Profesor Sejarah Modern dan Political Economy di East India College di Haileybury, dengan demikian menjadi akademis pertama Inggris ekonom.

Malthus tertarik pada moneter pada tahun 1800, ketika ia menerbitkan sebuah pamflet (banyak dipuji oleh Keynes), menguraikan teori endogen uang. Berlawanan dengan Teori Kuantitas, Malthus berpendapat bahwa kenaikan harga yang diikuti dengan peningkatan kuantitas yang ditawarkan uang. Sekitar 1810, Malthus menemukan serangkaian traktat oleh seorang pialang saham, David Ricardo, pada pertanyaan moneter. Dia segera menulis surat kepada Ricardo dan kedua orang memprakarsai korespondensi (dan persahabatan) yang akan berlangsung selama lebih dari satu dekade. The Malthus-hubungan Ricardo hangat dalam segala hal kecuali satu - ekonomi. Mereka menemukan diri mereka di sisi yang berlawanan pagar di hampir setiap masalah.

Pada tahun 1814, Malthus meluncurkan diri ke dalam perdebatan Undang-Undang Jagung kemudian mengamuk di parlemen. Setelah pamflet pertama, Pengamatan, menguraikan pro dan kontra dari usulan undang-undang proteksionis, Malthus ragu-ragu mendukung pedagang bebas, dengan alasan bahwa budidaya seperti jagung Inggris semakin mahal untuk menaikkan, itu baik jika Britania, setidaknya sebagian, pada sumber-sumber asing lebih murah untuk persediaan pangan. Dia berubah pikiran tahun depan, 1815 Grounds dalam sebuah pamflet Opini, berpihak sekarang dengan proteksionis. Asing hukum, ia mencatat , sering melarang atau menaikkan pajak ekspor jagung di kurus kali, yang berarti bahwa pasokan makanan Inggris tawanan politik asing. Dengan mendorong produksi dalam negeri, Malthus berpendapat, Undang-Undang Corn Inggris akan menjamin swasembada pangan.

Dalam Inquiry 1815, Malthus muncul dengan teori sewa diferensial. Walaupun hal itu secara bersamaan ditemukan oleh Torrens, Barat dan Ricardo, Malthus's pamflet adalah yang pertama dari empat yang akan diterbitkan. Pandangan yang lebih tua contentions bahwa sewa adalah biaya produksi, Malthus berpendapat bahwa itu hanyalah sebuah pengurangan dari kelebihan. Disewa, Malthus berpendapat, dimungkinkan oleh tiga fakta: (1) bahwa hasil produksi pertanian surplus; (2) bahwa upah-dinamika kesuburan menjamin bahwa harga jagung akan tetap mantap di atas biaya produksi; (3) bahwa lahan subur langka. Ricardo esai 1815 sendiri sebenarnya merupakan respons terhadap Malthus. Ricardo diberhentikan argumen Malthus, menyatakan bahwa Malthus's "ketiga" sebab - tanah yang berbeda dalam kualitas dan terbatas kuantitas - sudah cukup untuk menjelaskan fenomena sewa. Dia dimasukkan teori Malthus sewa dengan teori sendiri keuntungan untuk memberikan "Klasik" pernyataan dari teori distribusi. Dia juga menolak upaya Malthus lemah untuk membela parasit tuan tanah dan Jagung hukum.

Malthus kritik sendiri 1815 Ricardo esai membawa mereka ke dalam sebuah perdebatan mengenai masalah "nilai". Malthus didukung Smith tua "buruh-perintah" teori nilai, sedangkan Ricardo disukai para "buruh-terwujud" versi. Hasil dari diskusi ini Ricardo 's Prinsip pada tahun 1817, yang meletakkan doktrin Sekolah Klasik pada nilai, distribusi dan produksi, menggabungkan setidaknya dua dari kontribusi Malthus sendiri: para "upah alam" versi teori populasi Malthus dan versi yang diperluas dari teori Malthus sewa.

Malthus tidak pernah merasa nyaman sebagai anggota sekolah Klasik. Nowhere ini lebih jelas daripada di risalah Malthus sendiri, Principles of Economics (1820). Dia berbeda dengan Klasik Ricardians pada beberapa titik. Misalnya, Malthus memperkenalkan gagasan tentang jadwal permintaan dalam pengertian modern, yaitu sebagai hubungan konseptual antara harga dan kuantitas yang dicari oleh pembeli daripada empiris hubungan antara harga dan kuantitas yang terjual. Dia juga menaruh banyak perhatian pada stabilitas jangka pendek harga. bersikeras memerintahkan buruh-teori nilai dan,

Ketiga, dan paling terkenal, Malthus menolak keabsahan Katakanlah Hukum dan berpendapat bahwa mungkin ada "mengenyangkan umum" barang. Malthus yakin bahwa krisis ekonomi yang ditandai oleh kelebihan penawaran umum disebabkan oleh konsumsi yang tidak mencukupi. Pertahanan Nya Jagung sebagian beristirahat Undang-Undang tentang perlunya konsumsi tuan tanah untuk "make up" untuk kekurangan permintaan dan dengan demikian mencegah krisis.




37 ADAM SMITH 1723-1790

Tokoh terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi, Adam Smith, lahir di kota Kirkcaldy, Skotlandia, tahun 1723. Waktu remaja dia belajar di Universitas Oxford, dan dari tahun 1751 sampai 1764 dia menjadi mahaguru di Universitas Glasgow. Selama di situlah dia menerbitkan buku pertamanya, Theory of Moral Sentiments, yang mengangkat dirinya ke tengah-tengah masyarakat intelektual. Tetapi, puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, yang terbit tahun 1776. Buku ini segera sukses dan merebut pasar, dan sisa hidup Smith menikmati kemasyhuran dan penghargaan berkat karya itu. Dia mati juga di Kirkcaldy tahun 1790. Tak seorang anak pun dia punya, lagi pula tak pernah kawin.

Adam Smith bukanlah orang pertama yang mengabdikan diri pada teori ekonomi, dan banyak gagasan-gagasannya yang terkenal bukanlah asli keluar dari kepalanya. Tetapi, dialah orang pertama yang mempersembahkan teori ekonomi yang sistematik dan mudah dicerna yang cukup tepat sebagai dasar bertolak buat kemajuan bidang itu di masa depan. Atas dasar alasan itu, layaklah dianggap bahwa The Wealth of Nations merupakan pangkal tolak dari penelitian modern politik ekonomi.


Salah satu hasil besar yang disuguhkan buku ini adalah karena ia meluruskan dan menghalau pelbagai anggapan yang jadi anutan orang sebelumnya. Smith adu pendapat dan menentang teori lama ekonomi perdagangan yang menekankan arti penting perlunya negara punya persediaan batangan emas dalam jumlah besar. Begitu pula, bukunya menolak pandangan para physiokrat yang mengatakan bahwa tanah merupakan sumber utama dari nilai. Sebaliknya Smith menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja. Smith dengan gigih menekankan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja dan dia menyerang habis semua peraturan pemerintah yang usang dan campur tangannya berikut hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan dan perluasan industri.

Ide sentral The Wealth of Nations adalah pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memprodusir macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar pelbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang "normal," misalnya ongkos produksinya. Tak ada pihak mana pun yang membantu melenyapkan kelangkaan, tetapi kelangkaan itu akan teratasi dengan sendirinya. "Tiap orang," kata Smith "cenderung mencari keuntungan untuk dirinya, tetapi dia "dituntun oleh tangan gaib untuk mencapai tujuan akhir yang bukan menjadi bagian keinginannya. Dengan jalan mengejar kepentingan dirinya sendiri dia sering memajukan masyarakat lebih efektif dibanding bilamana dia betulbetul bermaksud memajukannya" (The Wealth of Nations, Bab IV, pasal II).

"Tangan gaib" ini tak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya jika ada gangguan terhadap persaingan bebas. Smith karena itu percaya kepada sistem perdagangan bebas dan menentang keras harga tinggi. Pada dasarnya dia menentang keras hampir semua ikut campurnya pemerintah di bidang bisnis dan pasar bebas. Campur tangan ini, kata Smith, hampir senantiasa akan mengakibatkan kemerosotan efisiensi ekonomi dan ujungujungnya akan menaikkan harga. (Smith tidaklah menciptakan semboyan "laissez faire," tetapi dia lebih dari siapa pun juga menyebarkan konsep itu).

Beberapa orang peroleh kesan bahwa Adam Smith tak lain dari seorang yang cuma "menari menurut bunyi gendang" demi kepentingan ekonomi. Pendapat ini tidaklah benar. Dia berulang kali dan dengan kata-kata keras, mengecam habis praktek-praktek monopoli ekonomi dan menginginkan penghapusannya. Dan Smith bukannya orang naive dalam hubungan ekonomi praktek. Ini bisa dibaca dari pengamatannya yang khas dalam buku The Wealth of Nations: "Orang dalam dunia dagang barang yang sama jarang bisa ketemu bersama, tetapi pembicaraan akan berakhir pada pembentukan komplotan yang bertentangan dengan rakyat, atau dalam bentuk lain menaikkan harga."

Begitu sempurnanya Adam Smith mengorganisir dan mengedepankan sistem pemikiran ekonominya, sehingga hanya dalam jangka waktu beberapa puluh tahun saja mazhab-mazhab ekonomi sebelumnya tersisihkan. Nyatanya, semua pokok-pokok pikiran mereka yang bagus telah digabungkan dengan sistem Smith, sementara Smith dengan sistematis mengungkapkan kekurangan-kekurangan mereka yang ada. Pengganti Smith termasuk ekonom-ekonom kenamaan seperti Thomas Malthus dan David Ricardo, mengembangkan dan menyempurnakan sistemnya (tanpa mengubah garis-garis pokoknya) menjadi struktur yang kini digolongkan kedalam kategori ekonomi klasik. Sampai pada suatu tingkat penting tertentu, bahkan teori ekonomi Karl Marx (meski bukan teori politiknya) dapat dianggap sebagai kelanjutan dari teori ekonomi klasik.

Dalam buku The Wealth of Nations, Smith sebagian menggunakan pandangan-pandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas keperluan (apa yang disebut "hukum baja upah"), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian -membuktikan bahwa Smith benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset.

Tak ada sangkut-pautnya dengan ketetapan pandangan Smith atau pengaruhnya terhadap para teoritikus ekonomi yang datang belakangan, yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap perundang-undangan serta politik yang diambil pemerintah. The Wealth of Nations ditulis dengan keulungan yang tinggi serta kejernihan pandangan yang tak bertolok banding dan terbaca amat luas. Argumen Smith menghadapi campur tangan pemerintah dalam bidang bisnis dan dunia perdagangan dan demi rendahnya harga serta perekonomian bebas, telah mempengaruhi secara pasti terhadap garis kebijaksanaan pemerintah di seseluruh abad ke-19. Sesungguhnya, pengaruhnya dalam hal itu masih tetap terasa hingga sekarang.

Sejak teori ekonomi berkembang pesat sesudah masa Smith, dan beberapa gagasannya tergeser oleh pendapat-pendapat lain, sangatlah mudah mengecilkan makna penting Adam Smith. Mesti begitu, fakta menunjukkan, dialah pemula dan pendiri tokoh ekonomi sebagai suatu studi yang sistematis,dan dia sesungguhnya tokoh terkemuka dalam sejarah pemikiran manusia.


Rabu, 26 Agustus 2009

RAPBN 2009

RAPBN 2009: Memelihara Momentum Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi


RAPBN 2009:Memenuhi Amanat Konstitusi di Bidang Pendidikan di Tengah Ketidakpastian Perekonomian Global

RAPBN 2009 merupakan instrumen yang sangat penting untuk menjaga tujuan bernegara dan menjaga stabilitas terutama karena tahun 2009 Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi. RAPBN 2009 disusun dalam suasana ketidakpastian yang tinggi pada perekonomian global. Krisis finansial di Amerika Serikat bersama dengan gejolak harga energi dan pangan telah menciptakan beban dan ketidakpastian yang tinggi terhadap perekonomian dunia. Sejak tahun lalu harga minyak bergerak sangat tidak menentu. Selama semester pertama tahun 2008, harga minyak melonjak hampir 50 persen hingga mencapai puncaknya sekitar USD147 per barel. Namun sejak awal bulan
Type your summary here

Juli harga minyak mengalami penurunan hingga lebih dari 20 persen.
Situasi geopolitik yang masih rentan menimbulkan tekanan kuat terhadap pasar minyak, yang memang masih ketat dilihat dari fundamentalnya. Ketidakpastian harga minyak hari ini maupun prediksi harga tahun mendatang menyulitkan penyusunan RAPBN 2009, karena komponen subsidi energi mempunyai kontribusi yang besar terhadap RAPBN. Perubahan asumsi harga minyak akan mempengaruhi penerimaan pajak dan bukan pajak, belanja subsidi BBM dan listrik, alokasi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Otonomi Khusus, serta pada akhirnya postur dan defisit APBN 2009.
Untuk menciptakan anggaran yang kredibel dan sekaligus hati-hati (konservatif), pemerintah terus melakukan pemutakhiran hitungan asumsi harga minyak agar seluruh postur RAPBN 2009 dapat mencerminkan besaran penerimaan, belanja, transfer ke daerah, dan defisit yang paling realistis. Pemutakhiran perhitungan asumsi harga minyak 2009 menghasilkan asumsi harga minyak untuk RAPBN sebesar USD100 per barel. Dasar penetapan asumsi harga minyak ini adalah perkembangan terakhir harga minyak yang cenderung menurun, yang merupakan koreksi dari kenaikan yang dianggap tidak realistis dari harga minyak yang terlalu tinggi dan terlalu cepat selama enam bulan terakhir. Sementara itu, proyeksi ekonomi dunia 2009 masih cenderung lemah meskipun tidak akan memburuk. Kedua faktor tersebut akan menyebabkan harga minyak cenderung mengalami koreksi turun.Meskipun demikian, keseimbangan antara sisi pasokan dan permintaan minyak dunia masih cukup ketat, sehingga harga minyak tetap akan tertahan pada tingkat yang cukup tinggi. Penetapan asumsi harga minyak USD100 per barel dianggap yang paling tepat pada kondisi tersebut. Sekalipun demikian pemerintah tetap mengajukan pos cadangan belanja untuk menutupi risiko kenaikan harga minyak hingga mencapai USD130 per barel serta ketidakpastian akibat kenaikan volume konsumsi.

Pada tahun 2009, pemerintah bertekad memenuhi amanat konstitusi di bidang pendidikan, dengan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total anggaran. Pemerintah memiliki komitmen kuat untuk secara konsisten menjalankan konstitusi, meskipun dalam kondisi anggaran yang sangat berat akibat tekanan ekonomi dunia yang melemah, serta keharusan melindungi masyarakat dan ekonomi dari gejolak harga minyak dan harga pangan dunia yang sangat tinggi dan meningkat cepat.

Untuk memenuhi amanat konstitusi untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen, pemerintah terpaksa meningkatkan defisit dari sumber utang sebesar Rp20,2 triliun, yang menyebabkan rencana defisit RAPBN 2009 direvisi dari 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi 1,9 persen PDB. Anggaran pendidikan harus ditambah sebesar Rp46,1 triliun untuk mencapai 20 persen dari APBN, dengan mengurangi beban subsidi energi, dan membagi beban dengan daerah. Hal ini disebabkan anggaran pendidikan pada akhirnya akan dibelanjakan dan dinikmati oleh daerah. Pemerintah menetapkan kenaikan anggaran pendidikan ditujukan untuk mencapai seluruh target Wajib Belajar Sembilan Tahun, memperbaiki kesejahteraan guru secara signifikan, dan meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Hal ini sangat penting agar sumber daya manusia Indonesia memiliki kualitas yang tinggi dalam menghadapi kompetisi dunia yang makin ketat.

Dampak melesunya ekonomi global belum berpengaruh banyak terhadap perkembangan ekonomi domestik. Ekonomi Indonesia masih menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat. Selama kuartal II tahun 2008 ekonomi tumbuh menggembirakan dan lebih tinggi dibandingkan perkiraan banyak pihak yaitu mencapai 6,4 persen y-o-y. Dengan demikian, selama semester I tahun 2008, perekonomian mengalami ekspansi sebesar 6,4 persen y-o-y. Ini merupakan laju pertumbuhan tertinggi sejak krisis ekonomi 1997/98 terjadi. Sumber pertumbuhan pun makin berimbang. Investasi tumbuh pesat bersama-sama dengan ekspor, sementara konsumsi masyarakat tetap terjaga kuat. Melihat trend dari impor barang modal dan investasi dalam permesinan selama tahun 2007 dan semester I 2008 serta perbaikan iklim investasi, pemerintah optimis momentum percepatan pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut hingga semester II 2008.

Seperti yang disampaikan oleh Presiden RI dalam pengantar Rancangan Undang-Undang tentang APBN Tahun 2009 tanggal 15 Agustus 2008 tadi pagi, kita harus mampu memanfaatkan dan mengubah krisis energi dan pangan menjadi kesempatan. Berbagai langkah, baik dalam kebijakan maupun alokasi anggaran dalam APBN-P 2008 maupun RAPBN 2009 telah diupayakan untuk mendorong agar upaya ini bisa berjalan lebih lancar. RAPBN 2009 dirancang melalui perubahan politik anggaran yang sangat mendasar, yaitu dengan peningkatan efisiensi dan penghematan belanja barang yang tidak produktif dan tidak prioritas, yang diikuti dengan penajaman efisiensi dan efektivitas belanja modal. Belanja pemerintah pusat dalam RAPBN 2009 akan lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan dan berbagai program yang output dan outcome-nya secara langsung dapat mendukung dan/atau memberikan dampak multiplikasi (multiplier effect) yang besar. Karena itu, keterbatasan anggaran yang ada harus disiasati dengan peningkatan kualitas belanja (quality of spending) yang lebih baik.

Rencana Alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat pada RAPBN tahun 2009, juga merupakan momentum yang sangat penting dalam perkembangan sistem penganggaran belanja negara, karena sejak RAPBN tahun 2009 dan tahun-tahun berikutnya, Pemerintah secara bertahap dan konsisten akan mulai menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting).

Langkah ini sejalan dengan tujuan pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2004-2009 dan RKP 2009, yaitu:

  • Upaya pembangunan manusia dan penanggulangan kemiskinan untuk mempercepat pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

Image

  • Upaya untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6,2 persen di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, guna mempercepat penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran menjadi 7-8 persen dan penurunan tingkat kemiskinan menjadi 12-14 persen pada tahun 2009. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan perbaikan pemerataan (growth with equity).
  • Upaya terus-menerus untuk memperbaiki kualitas birokrasi, penegakan hukum dan perbaikan keamanan, serta pertahanan nasional.
APBN 2009 disusun berpedoman pada kerangka ekonomi makro 2009 yang disusun bersama oleh Pemerintah dan DPR, pokok-pokok kebijakan fiskal 2009, RKP 2009 serta saran dan pendapat DPR dan DPD RI pada forum pembicaraan pendahuluan RAPBN 2009. Substansi RAPBN 2009 didasarkan pada pengkajian mutakhir yang dilakukan oleh Pemerintah dengan memperhatikan saran Bank Indonesia tentang perkembangan ekonomi nasional dan internasional selama paruh pertama tahun 2008. Disamping itu, RAPBN 2009 juga telah disesuaikan dengan putusan Mahkamah Konstitusi untuk mengalokasikan dana pendidikan 20 persen dari APBN.Nota Keuangan dan RAPBN 2009 tonggak penguatan perbaikan transparansi anggaran pemerintah

Sebagai kelanjutan dari Nota Keuangan dan RAPBN 2008, Nota Keuangan dan RAPBN 2009 disajikan secara lebih rinci, komprehensif dan transparan. Perubahan ini sejalan dengan keinginan dari para pemangku kepentingan, diantaranya: DPR, para pelaku ekonomi, lembaga pemeringkat, lembaga-lembaga internasional, serta masyarakat mengenai kebutuhan akan informasi yang lebih lengkap dan akurat serta keinginan Pemerintah atas peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara.

Pembaharuan yang dilakukan merupakan penyempurnaan dari langkah awal yang telah dilakukan tahun sebelumnya meliputi, antara lain: (i) penjelasan rinci terhadap kondisi dan proyeksi ekonomi yang melandasi penyusunan RAPBN 2009; (ii) berbagai kebijakan yang sedang dan akan dilakukan pemerintah dan pengaruhnya terhadap penerimaaan dan pengeluaran pemerintah; (iii) risiko fiskal yang terkait dengan perubahan asumsi dan kondisi ekonomi makro, pelaksanaan program penjaminan infrastruktur, program Public Service Obligation (PSO), kondisi kesehatan BUMN, kemungkinan terjadinya bencana alam dan kebijakan pensiun dan jaminan sosial.

Langkah perbaikan ini diharapkan dapat semakin memberikan gambaran yang lengkap dan proporsional kepada masyarakat luas, maupun para pengambil keputusan dalam menyimak, menganalisa, dan mengikuti pelaksanaan APBN. Pemerintah percaya bahwa dengan informasi yang makin transparan dan akurat, yang dipahami oleh seluruh masyarakat dan pengambil keputusan, maka ketidakpastian akan makin berkurang dan efisiensi keseluruhan perekonomian akan dapat meningkat.

Pengeluaran Infrastruktur diberikan porsi yang signifikan dan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu

Pembangunan infrastruktur untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja mendapat perhatian pemerintah mengingat fondasi utama untuk mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi hanya akan terjadi jika terjadi peningkatan stok dan perbaikan kualitas infrastruktur. Oleh karena itu sebagian besar tambahan belanja modal digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, sarana pelabuhan dan bandar udara, jaringan kereta api serta pembangkit listrik dan jaringan transmisi dan distribusi listrik.Peningkatan alokasi untuk pembangunan infrastruktur terlihat dari peningkatan anggaran dua departemen yang mengelola infrastruktur yaitu Departemen Pekerjaan Umum naik sebesar 8,7 persen menjadi Rp35,7 triliun dan Departemen Perhubungan meningkat sebesar 5,1 persen menjadi Rp16,1 triliun dari APBN-P 2008. Sedangkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp7,0 triliun

Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Keluarga Miskin Tetap Menjadi Prioritas Anggaran. Walaupun tingkat kemiskinan dalam tahun 2008 telah mengalami penurunan, jumlah keluarga miskin khususnya di daerah perdesaan masih besar. Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa sebagian keluarga Indonesia yang berada di sekitar garis kemiskinan sangat rentan terhadap berbagai goncangan ekonomi.

Pemerintah juga masih mempertahankan subsidi BBM dan listrik dalam proporsi yang cukup besar. RAPBN 2009 masih mempertahankan subsidi BBM hingga Rp101,4 triliun, termasuk subsidi LPG Rp14,6 triliun. Di samping itu, untuk subsidi listrik pemerintah menyediakan Rp60,4 triliun. Untuk mengurangi subsidi BBM dan listrik, pemerintah sedang menggiatkan penggunaan sumber energi alternatif di luar BBM termasuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik nonBBM dan program pengembangan biofuel yang didorong dengan penyediaan subsidi kredit program biofuel sebesar Rp640,6 miliar.

Pemerintah menyadari pula bahwa kantong kemiskinan berada di daerah perdesaan di mana sektor pertanian menjadi sumber utama penerimaan keluarga miskin. Oleh karena itu, alokasi untuk sektor perdesaan dan pertanian juga terlihat dari peningkatan alokasi anggaran untuk sektor pertanian yaitu Rp13,9 triliun (RAPBN 2009) terdiri dari Rp8,4 triliun anggaran Departemen Pertanian dan Rp5,5 triliun melalui anggaran subfungsi pengairan. Petani juga menikmati berbagai subsidi langsung dan spesifik dalam bentuk subsidi pupuk, subsidi bunga kredit program dan subsidi benih berjumlah Rp21,4 triliun atau meningkat 112,9 persen dibandingkan dalam APBN-P 2008. Proteksi terhadap petani akan bertambah besar jika subsidi raskin yang merupakan bagian dari kebijakan penyangga harga beras diperhitungkan sebagai subsidi tidak langsung kepada petani.

Pembangunan Manusia Indonesia menjadi Prioritas Utama Anggaran dan Menjadi Jembatan Untuk Kebutuhan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Sektor pendidikan mendapatkan alokasi anggaran terbesar sebagai cerminan dari prioritas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan sesuai dengan amanat konstitusi. Peningkatan alokasi ini ditujukan untuk memenuhi target penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan melalui kelanjutan pemberian sekolah gratis secara terbatas dan beasiswa pendidikan khusus bagi keluarga miskin.

Dalam tahun anggaran 2009 Pemerintah bertekad untuk memenuhi amanat konstitusi dalam pengalokasian anggaran pendidikan sebesar 20 persen, meskipun dalam kondisi anggaran yang masih sangat terbatas. Dalam dokumen tambahan Nota Keuangan yang disampaikan Presiden RI kepada DPR hari ini telah dipenuhi amanat konstitusi untuk anggaran pendidikan sebesar 20 persen.

Penetapan alokasi untuk fungsi kesehatan juga mengalami peningkatan yang cukup berarti, yaitu 9,3 persen lebih tinggi dari APBN-P 2008 yaitu dari Rp16,0 triliun menjadi Rp17,4 triliun. Pengeluaran untuk fungsi kesehatan ini dilakukan dengan melanjutkan program asuransi kesehatan untuk keluarga miskin sebagaimana diamanatkan dalam UU Sistem Jaminan Sosial Nasional dan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga generasi Indonesia mendatang bisa tumbuh lebih sehat dan cerdas.

Komitmen untuk perbaikan governance diupayakan dengan reformasi birokrasi dan peningkatan anggaran untuk penegakan hukum

Alokasi RAPBN 2009 juga menunjukkan keinginan pemerintah secara terus menerus untuk memperbaiki governance dalam rangka penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi. Perbaikan sistem remunerasi di Departemen Keuangan mulai tahun 2008 telah diperluas. Tahun depan langkah ini akan dilanjutkan pada beberapa Kementerian Negara/lembaga (K/L) yang strategis sesuai dengan kesiapan K/L yang bersangkutan dalam mempersiapkan sistem pengembangan sumber daya manusia yang berbasis kinerja.

Secara umum pemerintah mengusulkan kepada DPR untuk memperbaiki take home pay (THP) PNS dan pensiunan dengan menaikkan gaji/pensiun pokok sebesar 15 persen. Penyesuaian gaji ini diharapkan akan meningkatkan take home pay minimal untuk PNS golongan terendah menjadi Rp1,7 juta/bulan pada tahun 2009 atau naik hampir 2,5 kali lipat dibandingkan THP yang diterima yang bersangkutan pada tahun 2005.

Peningkatan alokasi anggaran pemerintah secara signifikan juga terjadi untuk hampir semua institusi dalam bidang perbaikan governance penegakan hukum (BPK, MA, Departemen Hukum dan HAM, dan Kejaksaaan Agung). Kenaikan anggaran untuk lembaga penegak hukum untuk tahun 2008 yang cukup besar pada tahun ini diharapkan akan memberikan daya gerak yang lebih kuat dalam upaya untuk memberantas korupsi di Indonesia.

Anggaran Pertahanan dan Keamanan terus diupayakan untuk menuju pada tingkat yang ideal wujud alokasi pengeluaran RAPBN 2009 menekankan pula agenda penciptaan Indonesia yang damai. Hal ini tercermin dengan meningkatnya anggaran pertahanan dan keamanan yang dikelola oleh TNI dan POLRI. Di samping digunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan, anggaran pertahanan dan keamanan juga digunakan untuk penyediaan uang makan/lauk pauk dan rehabilitasi asrama TNI dan POLRI di seluruh Indonesia. Pembelian peralatan pun diupayakan agar menggunakan produk-produk dari industri dalam negeri seperti PT DI, PAL, dan PINDAD. Untuk menunjang pengembangan industri pertahanan tersebut pemerintah sedang melakukan upaya menambah sumber pembiayaan bagi industri pertahanan tersebut dari perbankan domestik dengan menyiapkan Peraturan Pemerintah tentang pembiayaan anggaran dari perbankan domestik.

Transfer Ke Daerah tetap diupayakan terus meningkat

Peningkatan anggaran juga terjadi dalam transfer ke daerah. Transfer ke Daerah meningkat dari Rp292,4 triliun dalam APBN-P 2008 menjadi Rp303,9 triliun dalam RAPBN 2009, atau 27,1 persen dari total belanja negara dalam RAPBN 2009. Kenaikan ini merefleksikan keinginan untuk mewujudkan agar proses desentralisasi dan otonomi daerah dapat benar-benar terwujud.

Di samping kenaikan dalam DAU dan Dana Bagi Hasil, Pemerintah juga meningkatkan DAK sebesar Rp1,1 triliun, sehingga total DAK tahun 2009 mendatang diusulkan meningkat menjadi Rp22,3 triliun.

Harapan lain dari peningkatan anggaran transfer ke daerah ini agar Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota dapat mengurangi berbagai pungutan yang membebani dunia usaha dan masyarakat serta menimbulkan ketidakpastian kepada dunia usaha dan ekonomi biaya tinggi. Upaya ini juga konsisten dengan penyelesaian amandemen Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diharapkan selesai tahun ini.

Sumber Pendanaan APBN makin mengandalkan sumber penerimaan dalam negeri terutama Pajak

Sumber pendanaan RAPBN 2009 akan berasal dari penerimaan dalam negeri baik penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Rasio penerimaan perpajakan meningkat dari 13,6 persen terhadap PDB dalam APBN-P 2008 menjadi 13,7 persen terhadap PDB dalam RAPBN 2009 yang dipengaruhi oleh peningkatan rasio penerimaan perpajakan nonmigas dari sebesar 12,4 persen terhadap PDB dalam APBN-P 2008 menjadi 12,5 persen terhadap PDB dalam RAPBN 2009.

Dengan rasio penerimaan perpajakan tersebut, total pendapatan negara dan hibah dalam RAPBN 2009 diproyeksikan sebesar Rp1.022,6 triliun atau naik 14,3 persen dibandingkan APBN-P 2008. Dengan tambahan penerimaan tersebut, defisit anggaran dalam RAPBN 2009 diperkirakan mencapai 1,9 persen terhadap PDB. Defisit ini yang disertai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta makin meningkatnya pembayaran kembali utang pemerintah, memungkinkan rasio utang terus mengalami penurunan menjadi sekitar 30 persen dari PDB pada akhir tahun 2009 dibandingkan 33 persen pada tahun 2008.

Dalam RAPBN 2009, pembiayaan anggaran yang bersumber dari dalam negeri secara neto direncanakan mencapai Rp110,7 triliun. Pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri ini direncanakan berasal dari (i) penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN dengan mempertimbangkan kebijakan fiskal dan moneter secara terpadu; (ii) penjualan aset program restrukturisasi perbankan secara optimal; (iii) rekening dana investasi (RDI); dan (iv) privatisasi. Sumber pembiayaan melalui privatisasi dirancang pada tingkat yang cukup rendah, karena pemerintah menyadari bahwa program privatisasi tidak seharusnya ditujukan semata-mata untuk memenuhi pembiayaan defisit APBN, namun yang lebih penting adalah upaya penyehatan dan peningkatan kinerja BUMN seperti amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai BUMN.

Sementara itu, pembiayaan anggaran yang berasal dari sumber-sumber pinjaman luar negeri neto sebesar minus Rp11,1 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek sebesar Rp48,5 triliun, dan dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebesar Rp59,6 triliun.

Fungsi Anggaran hanya mencakup sebagian Program Reformasi Ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja

Di samping dengan stimulus fiskal di atas, upaya-upaya untuk mendorong penciptaan lapangan kerja melalui peningkatan investasi dan ekspor lebih ditekankan pada reformasi bidang ekonomi mikro. Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009 merupakan fokus program reformasi pemerintah dalam tahun 2008-2009.

Program reformasi ekonomi mikro ini sudah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Iklim investasi yang makin baik, telah mendorong peningkatan laju pertumbuhan investasi. Salah satu contoh bukti konkrit dari perbaikan iklim investasi tersebut ditunjukkan dengan menurunnya waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan mendirikan perusahaan pada Departemen Hukum dan HAM dari sebelumnya lebih dari 28 hari menjadi sekitar 7 hari.

Fokus reformasi bidang ekonomi mikro bersandar pada tujuh kelompok utama, yaitu: (i) perbaikan iklim investasi dan berusaha, (ii) percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia, (iii) reformasi sektor keuangan, (iv) pemberdayaan UKM, (v) energi, (vi) pertanian, sumber daya alam, dan (vii) persiapan menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Perluasan fokus ini di samping bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perekonomian secara keseluruhan, diharapkan mampu memberikan jalan untuk peningkatan produktivitas dan membuka peluang ekonomi seluas-luasnya di bidang energi dan pangan. Dengan langkah tersebut, harapan Presiden dan Pemerintah dalam menanggapi krisis energi dan pangan global, dengan mengubah krisis menjadi peluang dapat lebih mudah terealisasikan.

Fondasi untuk mencapai tujuan-tujuan di atas hanya bisa tercapai jika stabilitas ekonomi makro tercapai. Lonjakan inflasi yang terjadi selama tahun 2008 yang lalu diharapkan dapat distabilkan dengan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter serta pengendalian harga-harga kebutuhan pokok. Langkah-langkah ini diharapkan akan menstabilkan inflasi selama tahun 2009 kembali berada di sekitar 6,5 persen seperti yang tercantum dalam asumsi RAPBN 2009.

Terakhir, RAPBN 2009 ini juga memiliki sejumlah risiko fiskal seperti ketidaksesuaian asumsi makro, risiko-risiko berkaitan dengan posisi utang pemerintah, risiko proyek pembangunan infrastruktur, risiko BUMN, risiko sektor keuangan, risiko program pensiun dan tunjangan hari tua PNS, risiko desentralisasi fiskal, risiko tuntuan hukum kepada pemerintah, dan risiko keanggotaan pada organisasi dan lembaga keuangan internasional. Rincian dari masing-masing risiko ini diuraikan dalam Bab VI Nota Keuangan dan RAPBN 2009.



Type rest of the post here